Penyelenggaraan Sekolah Rakyat yang telah berjalan hampir satu semester mulai menunjukkan hasil positif. Evaluasi komprehensif terhadap tiga aspek utama, yaitu fisik dan kesehatan, psikososial dan talenta, serta capaian akademik siswa, mengindikasikan kemajuan yang signifikan.
Tiga Pilar Evaluasi Kunci
Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Muhammad Nuh, menyatakan bahwa tiga ukuran tersebut menjadi indikator utama capaian program. “Sekolah Rakyat sudah hampir satu semester berjalan. Oleh karena itu saat paling tepat sekarang ini melakukan evaluasi pelaksanaan dari Sekolah Rakyat,” ujar M. Nuh dalam keterangan tertulis, Selasa (30/12/2025).
Aspek pertama yang dievaluasi adalah kondisi fisik dan kesehatan siswa. Pemetaan kesehatan dilakukan sejak awal masuk, mencakup berat badan, tinggi badan, kebugaran, hingga kondisi medis. Perbandingan antara kondisi sebelum dan sesudah satu semester pembelajaran menjadi tolok ukur. “Waktu masuk dulu seperti apa, berat badan, tinggi badan hingga tingkat kesehatan dan kebugarannya. Setelah satu semester apa yang berubah. Before and after dari sisi kesehatan dan kebugaran,” jelasnya.
Selanjutnya, aspek psikososial dan talenta siswa menjadi fokus kedua. Setiap anak memiliki peta talenta yang menjadi dasar pendekatan pembelajaran. M. Nuh menekankan bahwa Sekolah Rakyat tidak hanya berfokus pada capaian akademik, tetapi juga pengembangan potensi unik setiap anak. “Setiap anak punya kartu yang namanya talenta. Berangkat dari talenta inilah sebenarnya yang ingin kita kembangkan. Tidak hanya aspek akademiknya semata,” tuturnya.
Aspek ketiga adalah capaian akademik siswa. Ketiga pilar ini menjadi dasar penilaian perkembangan murid. M. Nuh mencontohkan kisah Azril, siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 13 Bekasi, yang pada awalnya tidak mampu membaca dan menulis. Berkat pendekatan berbasis talenta dan motivasi yang kuat, Azril kini mampu membaca dan menulis, bahkan meraih peringkat tiga di kelasnya. “Dia tadinya tidak bisa baca-tulis karena kondisi tertentu. Tapi dengan dengan peta talenta, kita ketahui peta talentanya punya semangat yang kuat. Maka Alhamdulillah dengan pendekatan yang tepat akhirnya di bisa membaca dan menulis, bahkan ranking tiga di kelasnya,” ungkapnya.
Investasi Sosial dan Dampak Luas
Pendekatan ini menjadi ciri khas Sekolah Rakyat dalam mengeksplorasi potensi talenta siswa hingga menjadi kompetensi nyata. Hasil evaluasi menyeluruh dijadwalkan keluar pada Januari 2026. Penilaian tidak hanya menggunakan ukuran konvensional, tetapi juga dampak sosial melalui Social Return on Investment (SROI).
“Sekolah Rakyat bukan profit oriented, tapi investasi sosial, maka yang kita ukur adalah SROI -nya berapa. Sehingga dari situ tidak hanya diukur dari jumlah lulusannya berapa. Tetapi nilai sosial berapa yang bisa kita telurkan dari Sekolah Rakyat itu,” papar M. Nuh.
Dukungan Kementerian Sosial
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, menyampaikan bahwa penyelenggaraan Sekolah Rakyat di 166 daerah berjalan baik, meski masih ada pekerjaan rumah yang terus diperbaiki. “Alhamdulillah secara umum penyelenggaraan Sekolah Rakyat tahun ini bisa terselenggara dengan baik. Hari ini kita lihat bagaimana proses belajar mengajar di Sekolah Rakyat mulai menampakkan hasil-hasilnya,” kata Gus Ipul.
Ia mengaku terharu melihat mulai munculnya bakat dan potensi siswa. Sejak awal, siswa Sekolah Rakyat tidak melalui tes akademik, melainkan pemeriksaan kesehatan dan pemetaan talenta menggunakan teknologi DNA Talent berbasis kecerdasan buatan. “Dari situ kita bisa mengetahui dan sekaligus nanti membimbing serta mengarahkan sebaiknya mereka nanti berprofesi di bidang apa,” ucapnya.
Sesuai arahan Presiden Prabowo, lulusan Sekolah Rakyat diharapkan dapat melanjutkan ke perguruan tinggi atau disiapkan menjadi tenaga kerja terampil. Pemerintah juga akan memberikan pendampingan bagi siswa yang memilih jalur wirausaha. “Pada prinsipnya, kita sudah memikirkan hilirisasi penyelenggaraan Sekolah Rakyat ini. Lulusannya seperti apa nanti, tindak lanjutnya dan proses-proses pendidikan yang harus dilakukan di lingkungan Sekolah Rakyat,” pungkasnya.
Hingga saat ini, Sekolah Rakyat telah beroperasi di 166 lokasi dengan daya tampung 15.820 siswa, didukung oleh 10.500 guru dan 4.442 tenaga kependidikan.






