Berita

Baut Jembatan Bailey Darurat di Aceh Dicuri, KSAD Maruli Simanjuntak: Perbuatan Biadab!

Advertisement

Aksi pencurian baut pada jembatan bailey darurat yang dibangun di Aceh menuai kecaman keras. Jembatan bailey merupakan infrastruktur sementara yang vital untuk menghubungkan akses antardaerah yang terputus akibat bencana alam.

Jembatan Darurat Dibangun untuk Korban Bencana

Pembangunan jembatan bailey di Teupin Mane, Bireuen, Aceh, telah selesai dan mulai digunakan sejak 18 Desember 2025. Jembatan darurat sepanjang 35 meter ini berfungsi sebagai jalur alternatif sementara lintas nasional Banda Aceh-Medan, menghubungkan Desa Awe Geutah Paya dengan Desa Teupin Reudeup. Pembangunan ini dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan dukungan prajurit Yonzipur TNI AD serta partisipasi masyarakat setempat. Jembatan ini dirancang untuk dapat dilalui kendaraan dengan berat maksimal 12 ton, guna memperlancar distribusi bantuan bagi para korban bencana di Aceh. Jembatan ini menjadi krusial mengingat jembatan utama di Kuta Blang, Bireuen, juga roboh akibat banjir dan membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama.

KSAD Geram, Sebut Aksi Pencurian sebagai Sabotase

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak menyatakan kegeramannya atas insiden pencurian baut jembatan bailey di Aceh. Ia menilai tindakan tersebut sebagai bentuk sabotase terhadap infrastruktur vital yang dibangun untuk membantu masyarakat terdampak bencana.

“Dalam kondisi kompak pun, ini masih ada orang yang berusaha mensabotase jembatan bailey kita. Dua hari yang lalu, mungkin ada ditayangkan ininya, dibongkar baut-bautnya,” ujar Maruli dalam konferensi pers di Posko Terpadu Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (29/11/2025).

Maruli menunjukkan foto jembatan bailey yang bautnya telah dicabut, yang berlokasi di Teupin Mane, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh. Ia mengungkapkan kekecewaannya yang mendalam terhadap pelaku.

“Kami juga tidak menyangka ada orang sebiadab ini ya, terus terang saja. Memang kami pikir masyarakat sedang bencana, ini baut-bautnya dibongkar. Terlihat itu berpindah, nanti kalau ada yang perlu lihat fotonya, nanti saya kasih,” katanya.

Advertisement

Ancaman Terhadap Keselamatan Masyarakat

Jenderal Maruli menegaskan bahwa perbuatan tersebut sangat merugikan dan membahayakan masyarakat, terutama di tengah situasi bencana.

“Jadi dalam kondisi begini pun masih ada kelompok-kelompok orang yang mau, bisa dikatakan arahnya kepada pemerintah. Mengorbankan masyarakat, masyarakat yang sedang bencana pun mau dikorbankan. Jadi terus saya semalam tidak bisa tidur saya memikirkan ini, karena saya pikir orang sebiadab ini luar biasa,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa masyarakat bisa menjadi korban akibat kelalaian atau kesengajaan dari pihak yang mengambil baut tersebut. Maruli berharap tidak ada lagi korban jiwa di daerah bencana akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab.

“Nanti ada lagi yang bilang, oh ini sengaja nih pengkondisian. Kalau pengkondisian membuat masyarakat mati, bukan pengkondisian namanya itu. Itu biadab namanya. Jadi ini bukti-bukti nyata sudah ada, kasihan masyarakat korban. Jangan lagi sampai jiwanya korban lagi. Kita akan telusuri sampai di mana. Kita fokus saja,” tegas Maruli.

Advertisement