Liverpool menghadapi masalah serius terkait pertahanan bola mati di Premier League musim ini. Tim asuhan Juergen Klopp ini telah kebobolan 12 gol dari skema bola mati, angka yang mengkhawatirkan mengingat total kebobolan mereka mencapai 26 gol. Catatan ini menempatkan Liverpool sejajar dengan Bournemouth dan Nottingham Forest sebagai tim yang paling rentan terhadap gol dari situasi bola mati.
Rentannya Pertahanan Liverpool
Dalam beberapa pertandingan terakhir, kelemahan ini kembali terlihat. Melawan Wolverhampton Wanderers, gawang Liverpool dijebol oleh Santiago Bueno melalui skema sepak pojok. Pekan sebelumnya, Tottenham Hotspur berhasil mencetak gol melalui Richarlison setelah Liverpool gagal menghalau bola dari tendangan sudut.
Tidak hanya dalam bertahan, produktivitas Liverpool dari bola mati juga minim. Jika penalti dikecualikan, The Reds hanya mampu mencetak tiga gol dari skema bola mati sepanjang musim ini.
Respons Virgil van Dijk
Kapten tim, Virgil van Dijk, menyadari sepenuhnya masalah ini dan menekankan pentingnya latihan sebagai solusi. “Sudah ada banyak pertandingan di mana kami bertahan dengan sangat baik (di bola mati). Tapi faktanya kami kebobolan terlalu banyak gol dari bola mati dan kami tidak menetak cukup banyak gol dari sana,” ujar Van Dijk seperti dilansir BBC.
Van Dijk menambahkan, “Ini adalah hal yang harus kami perbaiki. Saya akan bilang setidaknya 75% atau bahkan lebih, itu bukan soal kontak pertama. Fase kedua lah yang jadi pembunuh.”
Mengenai kemungkinan masalah mental, Van Dijk berharap hal tersebut tidak terjadi. “Apakah ini soal mental? Saya harap tidak begitu. Kalau itu di kepala Anda maka ini jadi sebuah masalah. Secara pribadi, ini bukan di kepala saya.”
Ia menegaskan kembali urgensi perbaikan. “Kami sudah bertahan dari banyak bola mati dengan sangat baik. Tapi kami kebobolan terlalu banyak gol seperti itu dan itu menyakitkan. Kami harus memperbaikinya. Latihan adalah satu-satunya cara,” lanjut Van Dijk.
“Tidak cukup baik. Kami semua menyadarinya. Kami sudah bicara soal itu. Kami harus mengubahnya. Itulah kenapa kami mengasahnya di setiap sesi latihan,” tutupnya.






