Berita

Polisi Jelaskan Kondisi Lahan Jagung di Tigaraksa: Masih Tahap Evaluasi Teknis

Advertisement

Polisi memberikan penjelasan mengenai kondisi terkini program budi daya penanaman jagung di Desa Bantarpanjang, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Program ini dilaporkan tengah memasuki tahapan evaluasi teknis.

Tim dari SSDM Polri dan Gugus Tugas Polri Ketahanan Pangan telah melakukan pengecekan ke lokasi budi daya jagung seluas 50 hektare tersebut. Dari luas tersebut, sekitar 35 hektare telah melalui proses land clearing atau pembersihan lahan.

Program ini merupakan kerja sama antara Polda Banten dan Polresta Tangerang dengan PT MSD Corpora Internasional serta kelompok tani. Peran Polri dalam inisiatif ini meliputi pencarian lahan dan pengurusan perizinan dengan pemilik lahan. Sementara itu, Polda Banten dan Polresta Tangerang berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk melakukan land clearing dan pengolahan lahan.

PT MSD Corpora Internasional bertanggung jawab atas pengadaan sarana produksi pertanian, penanaman bibit, pemupukan, panen, hingga pemasaran hasil jagung.

Menurut penjelasan Polri, kondisi tanaman jagung saat ini terbagi menjadi dua kategori: tanaman yang berbuah dan yang tidak berbuah. Tanaman yang tidak berbuah telah dipotong dan lahan dibersihkan dari rumput. “Sebagian tanaman memang belum selesai dibersihkan dari rumput lahan (gulma), bukan diabaikan/terbengkalai,” demikian keterangan dari Humas Polri.

Pengecekan di lapangan mengidentifikasi beberapa kendala. Kondisi lapisan tanah yang tipis bercampur batu menjadi salah satu tantangan, ditambah minimnya top soil. Curah hujan yang tinggi juga menyebabkan erosi, sementara cuaca panas membuat tanah kering memadat.

Menanggapi kendala tersebut, Polri dan PT MSD akan melakukan serangkaian kegiatan perbaikan. Ini mencakup penataan lahan, pembuatan sistem drainase, penambahan top soil, pembuatan guludan, uji coba benih di lahan baru, hingga pembangunan embung.

Penjelasan Polresta Tangerang

Kapolresta Tangerang Kombes Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah turut memberikan penjelasan mengenai penanaman jagung di Tigaraksa. Ia memastikan program ini terus dipantau untuk keberlanjutan dan perbaikan hasil tanam.

Advertisement

Tahapan pembersihan lahan, pengolahan tanah, pemupukan dasar, penanaman, hingga pemeliharaan tanaman dilaksanakan secara bertahap, menyesuaikan kondisi dan kemampuan lahan.

“Kondisi ini terutama dipengaruhi oleh karakteristik lahan berupa tanah merah kekuningan yang relatif minim unsur hara, minim lapisan top soil, serta bercampur dengan batuan padas,” ujar Kombes Indra Waspada, merujuk pada pertumbuhan tanaman jagung yang belum optimal di fase awal.

Ia menambahkan, curah hujan tinggi dalam beberapa waktu terakhir juga berdampak pada erosi tanah dan hanyutnya sebagian unsur hara serta pupuk. Hal ini diduga menyebabkan pertumbuhan tanaman yang belum seragam, dengan sebagian tanaman tumbuh pendek dan ukuran tongkol jagung yang masih relatif kecil serta tidak merata.

Kondisi tersebut, menurut Indra Waspada, merupakan bagian dari tantangan teknis budi daya di lahan terbuka, bukan indikator kegagalan program. “Bahwa program budi daya jagung ini tidak berhenti pada satu siklus tanam,” tegasnya.

Sebagai langkah tindak lanjut, telah disiapkan perbaikan berkelanjutan. Rencananya, lahan tanam akan ditata ulang menjadi dua blok utama masing-masing sekitar 10 hektare. Sistem drainase dan guludan akan dibangun untuk mengurangi genangan air dan erosi. Lapisan top soil akan dibentuk kembali melalui penambahan kompos dan tanah urugan. Selain itu, akan dibangun embung untuk menampung dan mengelola air.

Indra Waspada juga mendorong pembangunan kandang ternak terintegrasi untuk mendukung sistem pertanian terpadu. “Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara, dan mendukung produktivitas tanaman pada fase tanam berikutnya,” tutupnya.

Advertisement